Santri Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Lamongan, BPBD Gresik Kawal Hingga Pemakaman
SURABAYA — Achmad Ghiffary Haekal Nur (17), santri asal Kabupaten Gresik yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Wukir, Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Pemakaman dilakukan pada Rabu (8/10/2025) pagi dan berlangsung penuh haru. Prosesi tersebut dihadiri keluarga, kerabat, serta sejumlah anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik yang turut mengawal hingga proses akhir pemakaman.
Dimakamkan di Samping Makam Sang Ayah
Kepala BPBD Gresik Sukardi menjelaskan bahwa pemakaman dilakukan sesuai permintaan keluarga almarhum. “Atas permintaan keluarga, almarhum dimakamkan di TPU Dusun Wukir, Desa Wangen, bersebelahan dengan makam ayahnya,” ujar Sukardi.
baca juga : Polda Jatim Pastikan Penangkan Aktivis Jogja Paul Sesuai Prosedur
Menurutnya, ayah almarhum merupakan warga asli Desa Wangen, sedangkan ibunya berasal dari Krian, Kabupaten Sidoarjo. “Keluarga almarhum tinggal di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik. Almarhum adalah anak bungsu dari tiga bersaudara,” tambah Sukardi.
Suasana duka menyelimuti pemakaman. Sejumlah pelayat tampak meneteskan air mata saat prosesi doa berlangsung. Banyak rekan ayah almarhum yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. “Ayah almarhum dulu mengajar di SMK PGRI Gresik, jadi banyak guru dan mantan murid yang datang melayat,” tutur Sukardi.
BPBD Gresik Kawal Proses Penjemputan Hingga Pemakaman
Sukardi menjelaskan bahwa pihaknya ikut mengawal proses penjemputan jenazah Haekal dari Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya hingga ke lokasi pemakaman di Lamongan. “Kami berangkat sejak dini hari dan proses pemakaman selesai sekitar pukul 07.37 WIB,” ungkapnya.
Sebanyak sembilan personel BPBD Gresik, termasuk Sukardi sendiri, ikut mendampingi perjalanan jenazah. Selain itu, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Lamongan juga terlibat dalam pengamanan serta pendampingan selama prosesi berlangsung.
“Kami memastikan seluruh proses berjalan dengan tertib dan lancar, mulai dari rumah sakit hingga pemakaman,” tambahnya.
Ada Satu Santri Asal Gresik Lain yang Masih Diidentifikasi
Lebih lanjut, Sukardi mengungkapkan bahwa masih ada satu santri asal Gresik lainnya yang dikabarkan menjadi korban meninggal dunia dalam insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny. Namun, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil identifikasi resmi dari pihak berwenang.
baca juga : Rute Baru Surabaya ke Hainan Dibuka, Surga Tropis China
“Informasinya, satu santri asal Kecamatan Sidayu juga termasuk dalam daftar korban meninggal. Tapi kami masih menunggu hasil identifikasi untuk memastikan,” kata Sukardi.
Ia menambahkan, pihak BPBD Gresik akan terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur serta pihak ponpes guna memastikan semua korban tertangani dengan baik.
Duka Mendalam dan Doa untuk Para Korban
Tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga santri yang menjadi korban. Pemerintah daerah dan berbagai pihak terus memberikan dukungan moral serta bantuan logistik bagi para keluarga korban.
Sukardi berharap, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. “Kami semua berduka dan berharap para korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. Ke depan, kami akan evaluasi agar bangunan pendidikan dan pondok pesantren lebih memperhatikan aspek keselamatan,” ujarnya menutup pernyataan.






