Dior Dior Dior

Melindungi Unggas, Masyarakat Surabaya, Surveilans One Health

Dior

Surveilans Flu Burung di Surabaya Perkuat Kesiapsiagaan Melalui Pendekatan One Health

Waspada Flu Burung di Pasar Tradisional

 

Dior

SURABAYA – Di tengah tumpukan kandang ayam dan kepulan uap dari panci air, Vicky sibuk menyiapkan pesanan pelanggan di lapaknya di Pasar Tambahrejo, Surabaya. Ia mengingat masa lalu keluarganya yang berhasil selamat dari wabah flu burung tahun 2003.
“Usaha kami aman waktu itu. Kami tidak terlalu khawatir,” ujar Vicky sambil menyerahkan ayam yang sudah diproses kepada stafnya.

Di Luar Kandang: Melindungi Unggas dan Masyarakat Surabaya melalui Surveilans One Health

Saat wabah H5N1 menyebar di Asia dan melumpuhkan peternakan unggas, Vicky masih berusia tiga tahun. Namun, pengalaman pahit itu meninggalkan pelajaran penting bagi banyak pelaku usaha unggas di Indonesia. Hingga kini, kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis, termasuk flu burung di Surabaya, terus diperkuat.

Inisiatif One Health Uji Coba di Lima Kota

baca juga : Warga Surabaya Dukung Aturan Tenda Hajatan di Jalan

Kementerian Kesehatan bersama berbagai mitra seperti WHO dan UNDP meluncurkan inisiatif One Health untuk memperkuat deteksi dini penyakit zoonosis. Program ini diuji coba di lima kota, termasuk Surabaya, pada 28 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Tujuannya adalah memperkuat kerja sama lintas sektor antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan agar pencegahan wabah bisa dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.

 

Surabaya menjadi lokasi strategis karena berperan sebagai pusat transit unggas dari berbagai daerah. Di kota ini, unggas diangkut, dipotong, dan dijual setiap hari di pasar tradisional seperti Tambahrejo dan Keputran.

Tantangan Pengambilan Sampel di Lapangan

 

Lapak Vicky di Pasar Tambahrejo sudah menerapkan pemisahan antara area pemotongan dan penjualan ayam. Namun, tidak semua pedagang melakukan hal yang sama. Di beberapa sudut pasar, genangan air dan tumpukan sampah masih menjadi potensi sumber penyakit.

 

Untuk memantau risiko flu burung, petugas mengambil sampel dari tiga sumber utama: manusia, hewan, dan lingkungan.
“Tantangan terbesar adalah saat pedagang menolak pengambilan sampel,” kata Tika Fiona Sari, petugas kesehatan lingkungan asal Salatiga yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, banyak pedagang khawatir dagangannya tidak laku jika pasar diketahui menjadi lokasi temuan kasus flu burung.

 

Kekhawatiran serupa juga disampaikan drh. Romadhony Arif dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya. “Kami harus menyesuaikan jadwal agar tidak mengganggu aktivitas jual beli,” jelasnya.

baca juga : Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 20 Oktober 2025

Meski menemui hambatan, tim tetap berhasil menyelesaikan pengambilan sampel. Hasil surveilans mencatat 53 sampel darah manusia, 3 usap hidung dan tenggorokan, 106 swab unggas, serta 46 sampel lingkungan.

Koordinasi Antarsektor Jadi Kunci

 

Menurut drh. Romadhony, pendekatan One Health terbukti efektif karena koordinasi lintas laboratorium sudah kuat.
“Kalau ada dugaan kasus flu burung, kami langsung tahu langkah apa yang harus dilakukan – mulai dari kesehatan manusia, lingkungan, hingga hewan,” ujarnya.

 

Pendekatan ini memastikan alur penanganan berjalan cepat, terkoordinasi, dan efisien. Setiap temuan dapat segera ditindaklanjuti sebelum menyebar luas.

Pedagang Juga Ingin Pasar yang Aman

 

Di sisi lain, Vicky justru mendukung kegiatan surveilans tersebut. Ia menganggap pemeriksaan rutin membantu menjaga kualitas dagangan dan kepercayaan pembeli.
“Kalau ayam tiba-tiba mati, kami langsung waspada. Kami berusaha menjaga kebersihan semaksimal mungkin, meski bukan pabrik besar,” katanya.

 

Menurut Vicky, menjaga kebersihan bukan hanya soal kesehatan hewan, tetapi juga menyangkut keselamatan masyarakat dan kelangsungan usaha pedagang. Ia berharap pemerintah terus membantu pedagang kecil agar bisa beradaptasi dengan standar kebersihan dan pengawasan yang baik.

Menjaga Kesehatan dan Mata Pencaharian Bersama

 

Program surveilans flu burung di Surabaya menunjukkan bahwa melindungi masyarakat dan menjaga mata pencaharian bisa berjalan beriringan. Dengan pendekatan One Health, upaya deteksi dini menjadi lebih cepat, dan koordinasi antarinstansi lebih solid.

 

Bagi Vicky dan ratusan pedagang lain di pasar tradisional, menjaga kebersihan dan keamanan unggas adalah bagian dari tanggung jawab mereka setiap hari. Dari pasar inilah rantai pangan masyarakat terbentuk — dan dari pasar pula, kesehatan publik dijaga bersama.

Dior